PENYEMBELIHAN BUMI UNTUK HIDANGAN MANUSIA
Bagi sebagian orang pelestarian lingkungan dianggap sebagai perlindungan yang menutup kemungkinan pemanfaatan sumber daya alam, padahal tujuan perlindungan pada hakekatnya adalah untuk menjamin supaya sumberdaya tidak habis atau sekurang-kurangnya tidak lekas habis.
Bagaimanakah hubungan manusia dengan bumi. Sebagai ilustrasi, inilah kira-kira salah satu contoh cerita paling ringan:
Kampung kami, Nagan Raya, tidak terlalu luas, wilayah sunyi, terpencil dan masih tergolong salah satu daerah yang paling tertinggal di Provinsi Aceh. Walaupun begitu, di tempat ini penyembelihan bumi untuk hidangan manusia juga berlangsung meriah.
Sajian utamanya adalah: akan disediakan 2 unit PLTU dengan kapasitas total 2x105 MW yang akan memproduksi listrik dan CO2 dalam jumlah besar dari hasil pembakaran batubara yang dicungkil dari hutan sekitar; sudah tersedia areal pertanian dan perkebunan rakyat/perkebunan besar yang membentang sejauh mata memandang merambah hutan primer dan hutan rawa plus bumbu konflik tak berujung per-masyarakat versus masyarakat; tersedia pula jalan tembus antar kampung-kampung terisolir dimana pada lokasi-lokasi tertentu terpaksa melewati ’Kawasan yang Dilindungi’ sehingga ekosistem di kawasan tersebut terusik. Dan, tidak lupa, juga telah tersedia jalan raya mulus-lebar-mewah menuju komplek gedung-gedung pusat pemerintahan yang megah-mentereng di lokasi bekas areal hutan dan kebun rakyat yang konon sampai sekarang diklaim masih milik masyarakat.
Menu seluruh hidangan yang boros tersebut terbuat dari bahan hasil kanibalisme beratus ribu ton fosil dan material hasil kerokan isi perut, daging dan kulit bumi. Sehingga, bumi berubah bentuk; bumi terluka lebar. Dan, luka tersebut tidak dapat dipulihkan kembali.
Adakah yang salah (?). Mungkin Tidak. Karena beginilah peradaban manusia. Sebab hanya begitulah sesaji yang pas untuk kemakmuran: Bumi sebagai tumbal agar manusia sejahtera.
Namun, kita semua lupa: ketika bumi semakin terluka, maka dia pun terbangkit nafsu untuk balas melukai.
(LSM Greennusa - Nagan Raya, Samsuir Husaini, SP., 2011)
LIHAT BUMI SEMAKIN REDUP...
SEE ALSO,
- IMAGE CAMPAIGN ENVIRONMENTAL CONSERVATION - BLINK OF AN EYE MONALISA (KEDIPAN MONALISA) - ENERGY CRISIS IS THE CAUSE OF LIFE CRISIS - THE POWER OF LIFE - EARTH AND SUN (BUMI DAN MATAHARI) - FUTURE OF THE EARTH - AESTHETICS AND BEAUTY - PROFIL, LOGO, SEMBOYAN DAN KEGIATAN LSM GREENNUSA - PROFIT AND LOSS OF OIL PALM (UNTUNG RUGI PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT) - MUTUALLY EXCLUSIVE ALTERNATIVES - INFO: THE CAUSES OF POLLUTION BY MOTOR VEHICLES (INFO: POLUSI KENDERAAN) - NATURAL ENVIRONMENT - FULL MOON (PURNAMA) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
JL. NASIONAL NO. 9 GAMPONG PADANG, JEURAM, KEC. SEUNAGAN
KABUPATEN NAGAN RAYA, PROVINSI ACEH, INDONESIA 23671
CONTACT PERSON: SAMSUIR HUSAINI, SP (e-mail: lsm.greennusa@gmail.com, pon2ja@gmail.com) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
tulisan yang menarik....
ReplyDelete