Saturday, June 4, 2011

CERITA RINGAN, HUBUNGAN MANUSIA DENGAN BUMI


PENYEMBELIHAN BUMI UNTUK HIDANGAN MANUSIA

Saat ini hubungan antara manusia dengan bumi (planet yang mengandung dan mendukung kehidupan) sangat buruk dan barangkali akan semakin memburuk bila tidak didamai dengan cepat melalui kegiatan pelestarian lingkungan hidup berdasarkan etika pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang baik untuk kelangsungan kehidupan.

Bagi sebagian orang pelestarian lingkungan dianggap sebagai perlindungan yang menutup kemungkinan pemanfaatan sumber daya alam, padahal tujuan perlindungan pada hakekatnya adalah untuk menjamin supaya sumberdaya tidak habis atau sekurang-kurangnya tidak lekas habis.

Bagaimanakah hubungan manusia dengan bumi. Sebagai ilustrasi, inilah kira-kira salah satu contoh cerita paling ringan:  

Kampung kami, Nagan Raya, tidak terlalu luas, wilayah sunyi, terpencil dan masih tergolong salah satu daerah yang paling tertinggal di Provinsi Aceh. Walaupun begitu, di tempat ini penyembelihan bumi untuk hidangan manusia juga berlangsung meriah.
Sajian utamanya adalah: akan disediakan 2 unit PLTU dengan kapasitas total 2x105 MW yang akan memproduksi listrik dan CO2 dalam jumlah besar dari hasil pembakaran batubara yang dicungkil dari hutan sekitar; sudah tersedia areal pertanian dan perkebunan rakyat/perkebunan besar yang membentang sejauh mata memandang merambah hutan primer dan hutan rawa plus bumbu konflik tak berujung  per-masyarakat versus masyarakat; tersedia pula jalan tembus antar kampung-kampung terisolir dimana pada lokasi-lokasi tertentu terpaksa melewati ’Kawasan yang Dilindungi’ sehingga ekosistem di kawasan tersebut terusik. Dan, tidak lupa, juga telah tersedia jalan raya mulus-lebar-mewah menuju komplek gedung-gedung pusat pemerintahan yang megah-mentereng di lokasi bekas areal hutan dan kebun rakyat yang konon sampai sekarang diklaim masih milik masyarakat.

Menu seluruh hidangan yang boros tersebut terbuat dari bahan hasil kanibalisme beratus ribu ton fosil dan material hasil kerokan isi perut, daging dan kulit bumi. Sehingga, bumi berubah bentuk;  bumi terluka lebar. Dan, luka tersebut tidak dapat dipulihkan kembali.

Adakah yang salah (?). Mungkin Tidak. Karena beginilah peradaban manusia. Sebab hanya begitulah sesaji  yang pas untuk kemakmuran: Bumi sebagai tumbal agar manusia sejahtera.

Namun, kita semua lupa: ketika bumi semakin terluka, maka dia pun terbangkit nafsu untuk balas melukai.

(LSM Greennusa - Nagan Raya,  Samsuir Husaini, SP., 2011) 

LIHAT BUMI SEMAKIN REDUP...



EARTH; HOT PLANET - Professors Iain Stewart and Professor Kathy Sykes take a timely look at global warming ahead of the Copenhagen summit, exploring the world's leading climate scientists' vision of the planet's future.
Scientists predict that if global temperatures continue to rise at their current rate, Earth will be one degree warmer within 10 years, two degrees warmer within the next 40 years and three degrees or more warmer before the end of the century. If the Earth's temperature increases to three degrees warmer than the average pre-industrial temperature, the impact on the planet will be catastrophic. Across the Earth, ways of life could be lost forever as climate change accelerates out of control. This isn't inevitable, however: climate change is not yet irreversible.
Ingenious technology and science is currently being devised, advanced and tested around the world which could offer solutions for a sustainable future. The question that remains is, can the world embrace and implement them on a large enough scale within an effective timeline? If widespread damage to human societies and ecosystems is to be prevented, global temperature rise must be slowed and eventually reversed.
Hot Planet offers an accurate visual prediction of the planet's future, based on the findings of over 4,000 climate scientists.
Human impact on the environment or anthropogenic impact on the environment includes impacts on biophysical environments, biodiversity and other resources.The term anthropogenic designates an effect or object resulting from human activity.  The term is sometimes used in the context of pollution emissions that are produced as a result of human activities but applies broadly to all major human impacts on the environment.
(www.wikipedia.org)







   





REPLANT: Tanami kembali lahan tandus dan hutan yang telah gundul.







REDUCE: Kurangi penggunaan bahan-bahan yang dapat merusak lingkungan.







REUSE: Gunakan kembali barang bekas yang masih layak pakai.







RECYCLE: Daur ulang barang bekas menjadi produk baru.










JL. NASIONAL NO. 9  GAMPONG PADANG, JEURAM, KEC. SEUNAGAN
KABUPATEN NAGAN RAYA, PROVINSI ACEH, INDONESIA  23671 

CONTACT PERSON: 
SAMSUIR HUSAINI, SP  
(e-mail: lsm.greennusa@gmail.com, pon2ja@gmail.com)






1 comment: